ROWOKELE, Talanews.net – Bertempat di lokasi ikonik Joglo Lemungsur, Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen, menggelar Mini Expo yang meriah sekaligus memperingati Hari Kopi Internasional pada Rabu, 1 Oktober 2025. Acara ini menjadi panggung promosi potensi desa, khususnya produk kopi dan wisata berbasis kearifan lokal.
Kegiatan ini dihadiri langsung Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, bersama sejumlah tokoh, diantaranya anggota DPRD Kebumen Aditya Wisnu Bayu Aji, Asisten Pemerintahan Sekda R Agung Pambudi, pimpinan OPD, jajaran Forkopimcam Rowokele, Kepala Desa Wonoharjo, para Kepala Desa se-Kecamatan Rowokele, Ketua Pokdarwis Wonoharjo, Rektor UNIMUGO, serta para pelaku UMKM, Industri Kreatif, dan warga desa setempat.
Dalam sambutannya, Bupati Lilis Nuryani berharap Mini Expo ini berfungsi ganda, tidak hanya sebagai perayaan, tetapi juga sebagai panggung promosi produk unggulan, tempat bertukar ilmu, dan wadah jejaring bagi para petani dan pelaku UMKM.
“Karenanya, gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk menjalin kemitraan, menerima masukan, dan berinovasi,” pesan Bupati.
Bupati Lilis Nuryani berkesempatan mencicipi kopi asli Wonoharjo dan berkeliling area Joglo Lemungsur, mulai dari area makan, homestay, hingga dapur tradisional. Puncak acara ditandai dengan launching De Hardjo Coffe Robusta dan Tour de Joglo Lemungsur yang diresmikan Bupati dengan pemukulan gong.
Kepala Desa Wonoharjo, Sri Budi, menyampaikan kebanggaan sekaligus harapan besar untuk desanya. Ia juga berharap agar jalan lingkar Utara yang sudah dirintis dapat segera ditindaklanjuti.
“Inilah Desa Wonoharjo yang ternyata pegunungan jalannya susah, tapi insya Allah ke depan, di bawah kepemimpinan Bupati Lilis Nuryani, Desa Wonoharjo akan berubah menjadi lebih baik,” ujarnya.
Awalnya, joglo ini merupakan bagian dari program pendampingan petani organik, mencakup produk seperti kopi, gula semut, minyak kelapa, dan beras. Setelah pandemi COVID-19, pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Desa Wonoharjo, bekerja sama dengan Pokdarwis sebagai pengelola utama.
Desa Wonoharjo dikenal dengan lanskapnya yang asri, dikelilingi perbukitan dan memiliki sumber air melimpah. Mayoritas penduduknya adalah petani yang mengolah berbagai hasil alam, termasuk kayu, cengkeh, kopi, padi, gula kelapa, durian, manggis, dan duku.
Desa ini juga unik karena keragaman agamanya, dengan komunitas Buddha yang menggunakan tiga vihara untuk ibadah dan meditasi, hidup berdampingan secara harmonis dengan masyarakat Muslim.
Saat ini, Desa Wonoharjo tengah melaksanakan riset dengan tema membangun branding wisata desa Wonoharjo melalui experience best tourism dan optimalisasi produk kopi. Pokdarwis Wonoharjo berharap desa mereka dapat masuk menjadi salah satu situs Geopark Kebumen yang sudah berstatus UGGp (UNESCO Global Geopark).(Tnews)