Tanggapi Ujaran Oknum BRIN, Ratusan Warga Muhamadiyah Kebumen Gelar Longmarch

KEBUMEN, Talanews.net, – Ratusan warga Muhamadiyah Kabupaten Kebumen, menggelar aksi longmarch buntut keprihatinan atas adanya ujaran kebencian yang dilakukan oknum peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional(BRIN) di media sosial. Mereka menuntut, agar oknum tersebut segera diproses hukum, karena dinilai dapat mencederai persatuan umat.

Longmarch mulai digelar di depan gedung Pengurus Daerah Muhamadiyah(PDM) Kebumen yang berlanjut berkeliling di seputaran kota Kebumen pada Sabtu, 29 April 2023. Aksi ini diprakarsai oleh Angkatan Muda Muhamadiyah, atas ujaran kebencian yang menimbulkan gejolak sehingga di khawatirkan dapat memecah belah persatuan bangsa.

Selain itu, Angkatan Muda Muhamadiyah juga telah melaporkan kasus tersebut ke Polres Kebumen, agar bisa secepatnya oknum tersebut untuk segera diproses hukum. Terlebih selama ini, persatuan umat di Kebumen cukup terjaga, dan tidak pernah mempermasalahkan perbedaan yang ada.

Sebelumnya, telah beredar di media social ada dua peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN, yakni Thomas Jamaluddin dan Andi Pangerang Hasanuddin, yang membuat heboh di dunia maya. Lantaran melontarkan ujaran yang dapat memicu kebencian dan ancaman, terkait perbedaan penetapan hari raya idul fitri 2023 antara Muhamadiyah dan Pemerintah.

Ketua PDM Kebumen Abduh Hisyam mengatakan, Longmarch ini merupakan wujud protes warga Muhamdiyah karena ada Oknum yang mengatakan bahwa menghalalkan darahnya warga muhamadiyah, walaupun itu disampaikan secara gurauan tapi itu harus ditanggapi dengan serius.

Abduh Hisyam (Ketua PDM Kebumen)

“Dan sebenarnya dari berbagai pihak seperti NU juga sangat menghargai perbedaan. Kepolisian InsyaAllah bisa mencegah munculnya hal hal yang dapat memecah belah umat, dan tentunya harus diproses secara hukum”.

Untuk itu, tadi ada beberapa orang yang datang ke Polres Kebumen untuk melaporkan hal tersebut, karena jika ini dibiarkan dapat merusak kesatuan umat. Abduh juga menyayangkan beredarnya ujaran seperti itu di media sosial.

“Perlu kita ketahui bahwa gerakan ekstrim semuanya diawali lewat medsos, adanya lontaran sedikit dan kemudian mengkristal ya, algoritmanya itu ada tersatukan kemudian melahirkan tindakan ekstrim. Kita khawatirkan begitu, maka kepada kepolisian diharapkan InsyaAllah bisa mencegah munculnya hal semacam ini,  ya tentu saja harus diproses secara hukum”.(Tnews)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com