KEBUMEN,Talanews.net, – Akibat Kartu Indonesia Sehat (KIS) sudah tidak aktif, Seorang pasien bernama Muhroji Warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen terpaksa di bawa pulang oleh keluarganya setelah sempat mendapatkan perawatan di RSUD Soedirman Kebumen selama 3 hari, yakni dari tanggal 13-16 Mei 2023. Hingga akhirnya, pasien tersebut meninggal dunia saat di perjalanan.
Pihak RSUD Soedirman pun memberikan penjelasan terkait kasus tersebut, melalui Kabid Pelayanan RSDS Kebumen dr. Tri Hastuti yang menyampaikan, Pasien datang berobat dengan kondisi penurunan kesadaran, dan memiliki riwayat diabetes juga struk dan langsung masuk ke rumah ICU.
Menurutnya, pasien tersebut tadinya merupakan pasien yang terdaftar di BPJS Kesehatan dari pemerintah. Namun setelah dicek kartu KIS pasien tersebut sudah tidak aktif lagi, pihak rumah sakit pun tidak tahu, apakah kartu tersebut diputus atau seperti apa, dan telah memberikan penjelasan kepada keluarga pasien.
“Pihak rumah sakit sebenarnya sudah memberikan solusi kepada keluarga, untuk mengurus kembali BPJS secara mandiri ataupun mendapatkan bantuan dari UPZ. Akan tetapi keluarga menghendaki untuk dirawat umum. Rumah sakit juga menjelaskan, kalau dengan rawat umum kemungkinan biaya perawatan akan membengkak, karena pasien diharuskan untuk dipasang ventilator atau bantuan pernapasan”. Jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Sosial P3A Kebumen Inung Fauziah, membenarkan bahwa banyak KIS yang tidak aktif. Penonaktifan tersebut berasal dari Kementrian Sosial, sehingga masyarakat yang akan berobat tidak bisa ter-cover.
Untuk jumlah KIS yang tidak aktif di Kabupaten Kebumen saat ini ada sekitar 30 ribu, akibat dari kebijakan dari kementrian. Untuk itu, masyarakat diharapkan untuk mengajukan kembali untuk proses pengusulan ke Kementrian Sosial.
“Penonaktifan ini memang dari kementrian sosial, sehingga memang masyarakat tidak bisa dicover, masyarakat diharapkan bisa mengajukan kembali untuk proses pengusulan keKementerian Sosial. Kalo jumlahnya itu sekitar 30 ribu memang cukup banyak maka Dinsos mengupayakan mereka yang sudah tidak aktif diusulkan kembali dengan memberikan rekomendasi”. Katanya.
Kejadian tersebut sangat disesalkan oleh Kepala Desa Tanjungsari Chaerudin, karena tidak ada pemberitahuan maupun sosialisasi, bahwa Kartu KIS sudah tidak aktif. Mirisnya, Kartu tersebut diketahui setelah digunakan untuk berobat oleh masyarakat, hingga akhirnya satu warganya terpaksa dibawa pulang dan meninggal dunia diperjalanan.
“Sebetulnya sasaran saya itu justru, Dinsos atau instansi yang terkait dengan KIS, warga saya ini nggak tahu yang ke 6 nggak tahu yang ke 7 lah, yang mengalami seperti ini. Jadi hampir setiap warga kami yang berobat KIS nya sudah tidak berlaku solusinya ngak ada bahkan secara umum tahu apa sih KIS berlaku atau nggak, saya aja yang kepala desa nggak tahu”. Tegasnya.
Menurutnya, sudah ada sekitar 7 warganya yang mengalami hal serupa, dan tidak mengetahui bagaimana cara mengecek aktif atau tidaknya kartu tersebut. Sehingga banyak warga yang akhirnya berobat dengan biaya sendiri. (Tnews)